Welcome to PDA Surakarta

Assalamu‘alaikum Warokhmatullahi Wabarokatuh

‘Aisyiyah sebagai salah satu organisasi social keagamaan terbesar di Indonesia, didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan bersama Nyai Ahmad Dahlan pada tanggal 27 Rajab 1335 H bertepatan dengan 19 Mei 1917 M, tidak lama setelah Persyarikatan Muhammadiyah secara resmi berdiri.

Kebangkitan dan kehadiran ‘Aisyiyah dimaksudkan untuk melepaskan umat dan bangsa ( khususnya kaum perempuan ) dari belenggu kehidupan sekaligus memuliakan agama Islam dengan memperbaiki Akhlaq dan Tauhid, memurnikan ibadah umat Islam, memajukan pendidikan, mendorong kegiatan ber-ekonomi yang bervariasi dan mencetak sebanyak-banyaknya golongan menengah terdidik yang sadar agama, sadar ekonomi, sadar social dan sadar politik.

Adapun kebangkitan ‘Aisyiyah di Kota Surakarta, merupakan buah dari pengajian khusus untuk kaum ibu yang diselenggarakan setiap Sabtu sore, bertempat di dalem Sontohartanan Keprabon Tangah, sekarang Jl.KH. Ahmad Dahlan no.25. Pengajian tersebut diadakan sejak tahun 1918 dengan menghadirkan penceramah dari Yogyakarta, misalnya : KH.Ahmad Dahlan, Kyai Fahruddin, Ki Bagus Hadikusuma, KH Hadjid atau Mubaligh dalam kota seperti Kyai Mukhtar Bukhori.

Di Kota Surakarta Hadiningrat , yang merupakan Kota Kerajaan Islam Jawa Kasunanan, pada waktu  paling tidak terdapat tiga lapis status perempuan, yaitu : Kalangan elit bangsawan atau golongan “ Ndoro Den Ayu “, Golongan menengah yang terdiri dari isteri-isteri Priyayi dan Golongan Ibu-Ibu kelas rakyat jelata yang kebanyakan ekonominya pas-pasan. Keadaan mereka pada umumnya tidak bersekolah/buta huruf, dengan tingkat ketrampilan yang pas-pasan, sekedar bisa memasak ala kadarnya dan mengasuh anak.

Pada akhirnya para Ibu peserta pengajian  merasa dibukakan mata hatinya, menyadari keadaan diri dan lingkungan mereka dan bertekad hendak berbuat sesuatu guna menjunjung tinggi agama Islam sekaligus mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan. Guna mewujudkan cita-cita yang luhur tersebut, pada tahun 1918 Ibu-Ibu peserta pengajian Sabtu sore membentuk organisasi yang dinamakan  “Wanito Sedyo Rahayu“ yang berarti Perempuan Yang Berkehendak Mencari Selamat Dan Kebahagiaan.

Tokoh pelopor yang menjadi Pengurus Kolektif  “Wanito Sedyo Rahayu” antara lain : Ibu R.NGt.Sontohartono ( Pengusaha Batik ), Ibu Nyai Demang Soekati   (Sosiawan)  Ibu Wignyodisastro (Isteri Priyayi) Ibu Syamsulhadi ( Pengusaha Batik ) dan lain-lain. Dalem Sontohartanan ditetapkan sebagai pusat kegiatan.

Lima tahun kemudian, sesuai dengan hasil Muktamar ke 11 tahun 1922, pada hari Ahad Legi 23 Rajab 1341 H bertepatan dengan 11 Maret 1923 M. “Wanito Sedyo Rahayu” secara resmi berganti nama menjadi “ ‘Aisyiyah “ yang berarti banyak ‘Aisyah”. Sebagaiamana kita ketahui, ‘Aisyah merupakan Isteri Nabi Muhammad SAW. yang alim dan cerdas serta teguh dalam membela kebenaran.

Dalam melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, sebagai upaya mempermudah dan memperlancar gerakan ‘Aisyiyah untuk dapat memberikan manfaat bagi peningkatan dan kemajuan harkat dan martabat perempuan, membentuk ahlak dan mencerdasan masyarakat Indonesia. Maka ‘Aisyiyah Kota Surakarta mendirikan  berbagai Amal usaha yang  dari waktu ke waktu selalu mengalami pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan yang sangat berarti sebagai wujud komitmen ideal ‘Aisyiyah untuk membentuk masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Percepatan gerak langkah ‘Aisyiyah di Kota Surakarta ini diperkuat dengan struktur organisasi di tingkat  Kecamatan dan Desa. Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Surakarta didukung oleh 5 (lima) Cabang di tingkat Kecamatan dan 52 (lima puluh dua) PRA ditingkat Desa/wilayah tertentu.

‘Aisyiyah Daerah Kota Surakarta ikut memberikan jawaban atas berbagai permasalahan, baik persoalan Daerah, Wilayah Nasional maupun global yang dari waktu ke waktu terus mengalami perkembangan. Peran dan komitmen serta tanggung jawab ‘Aisyiyah Kota Daerah Surakarta semakin besar dan terbuka. Kehadiran dan keterpanggilan ‘Aisyiyah Daerah  Surakarta di setiap jengkal lahan dan keadaan merupakan wujud nyata keberadaan ‘Aisyiyah sebagai gerakan rahmatan lil’alamin, 

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed